DOA YANG MENUNTUNKU PADAMU
“Doa
yang menuntunku kepadamu”
Oleh :
Widya Wahyuni Gusti Trainer Muda 10
Disebuah desa kecil di sumatera
barat ada seorang perempuan biasa yang
sangat ingin melanjutkan kuliah setelah tamat Sekolah menengah dan
sangat mengharapkan untuk lulus di universitas dan jurusan yang sangat dia
impikan sedari dulu. Bahkan sewaktu menulis kampus impian dikelasnya sewaktu
SMA, dia dengan beraninya menuliskan kampus yang benar-benar sudah diimpikannya
tersebut. Widya Wahyuni Gusti, nama dari perempuan tersebut.
Suatu ketika, sewaktu pendaftaran
SNMPTN telah di buka, rasa bimbang dalam menentukan pilihan jurusan itu
menghampiriku. Bimbang, ragu, bahkan takut, karena disatu sisi, saat itu aku
sangat berharap lulus SNMPTN dan disisi lainnya takut tidak lulus karena
passing grade jurusan yang aku impikan itu lumayan tinggi. Hingga akhirnya aku
tetap memutuskan untuk berpegang teguh pada kalimat bahwa kalau aku
ditakdirkan disana, pasti aku akan lulus, namun jika takdirku bukan disana,
bagaimanapun caranya aku tidak akan lulus. Karena memegang prinsip
tersebut, akhirnya dengan berani tetap memilih jurusan yang aku impikan sedari
dulu di salah satu universitas di Sumatera. Namun ternyata takdir berkata lain,
sewaktu pengumuman, aku melihat hasilnya masih merah, artinya belum lulus. Di
sana aku benar-benar merasa terpuruk, karena mengingat aku belum banyak
persiapan untuk mengikuti SBMPTN, namun ibu serta ayahku terus memberiku
motivasi bahwa kalau ingin kuliah, belajar lah dari sekarang, persiapkan diri
untuk bisa bersaing dengan orang didunia luar. Dari sana aku kemudian
termotivasi untuk terus belajar demi ingin lulus SBMPTN. Memperbanyak wawasan
tentang universitas dan juga jurusan di setiap universitas adalah cara ninjaku
untuk kemudian mencari peluang disetiap prodi yang aku minati dan juga
universitas yang aku inginkan. Disaat aku sudah menemukan prodi dan universitas
yang ingin aku daftar, orangtua ku mengusulkan universitas lain yang aku
sendiri belum pernah terpikirkan untuk kuliah disana. Namun aku yakin bahwa jika
kita mengikuti kemauan orang tua kita, selagi itu dalam hal kebaikan, in syaa
Allah akan membawa berkah bagi kita juga. Dan akhirnya aku memilih jurusan dan
prodi yang disarankan oleh orangtua ku.Hari demi hari kian berlalu,
sampailah hari dimana aku akan mengikuti tes SBMPTN di salah satu universitas
di Sumatera Barat. Sebelum pergi ke tempat tes, aku scroll sosmed terlebih
dahulu, dan aku tertarik dengan salah satu postingan yang ada di sosmed
tersebut. Dimana postiingannya itu mengenai doa agar dimudahkan urusannya
selama UTBK, doa nya itu berbunyi “Allahumma laa Sahla illa maa ja’altahu
sahlaa wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa” ( artinya “Ya Allah,
tidak ada kemudahan kecuali yang engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan
kesulitan jika engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah”)
Dan di postingan selanjutnya aku melihat doa yang
disarankan dibaca sebelum memulai suatu kegiatan yang mana doanya itu berbunyi
“Robbisrohli sodri wa yassirli amri wah lul uqdatam millisani yafqohu qouli”
( artinya : Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku agar mereka mengerti perkataanku).
Setelah melihat postingan tersebut,
aku kemudian berusaha mengamalkannya, sebelum UTBK dimulai aku membaca doa terlebih
dahulu dan benar-benar bertawakal apapun hasilnya in syaa Allah itu yang
terbaik. Sewaktu mengerjakan soal, alangkah terkejutnya, ternyata soal UTBK
sangat berbeda dengan soal-soal yang sering aku pelajari sebelum UTBK dimulai.
Dan disana aku benar-benar trus mengulang doa yang aku lihat di sosial media
tadi, dan juga perbanyak membaca istiqhfar. Disaat ujian itu aku benar-benar
pusing sembari membaca doa dan berharap agar bisa lolos di universitas yang
sudah aku daftar sebelumnya.
Setelah selesai tes, aku lebih
sering mengeluh mengenai soalnya dan benar-benar tidak yakin bisa lolos, hingga
akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti beberapa tes yaitu tes kedinasan dan
UMPTKIN
Alhamdulillah, sewaktu pengumuman
SBMPTN, ternyaata Alhamdulillah aku lolos di SBMPTN pilihan pertama yaitu
Universitas Jambi dengan jurusan Pendidikan Matematiika. Dari sana aku belajar
banyak hal, tentang doa yang menuntunku untuk bisa menambah ilmu di universitas
saat ini, tentang kita yang mendahulukan pilihan orangtua karena dengan begitu
in syaa Allah, Allah akan meridhoi setiap langkah kita, dan juga tentang takdir
tidak akan kemana. Sejauh apapun kita melangkah, yang namanya takdir tidak akan
pernah pergi dari kita. Dan Alhamdulillah setelah lulus di universitas saat
ini, aku mulai berpikir akan terus berusaha memberikan yang terbaik dan
tentunya akan bertanggung jawab karena sudah memilih universitas saat ini
sebagai tempat menuntut ilmu setelah sekolah menengah serta berusaha menerima
konsekuensi dari setiap yang terjadi, dan yang paling penting jangan lupa bahwa
segala sesuatu itu terjadi bukan karena kebetulan, namun suatu alasan untuk
sebuah kepastian. Jangan pernah berhenti mencari hikmah dari setiap yang
terjadi, karena pasti selalu ada hikmah dibalik itu semua.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh kaka perkenalkan saya iza rukma no urut 31 izin berkomentar kakak☺🙏🏻🙏🏻 Dari cerita kak widya bercampur aduk yah rasanya ketika kita tdk bisa mengalahkan takdir yg allah berikan ☺☺ disini bnyak dpat hikmah ya kk dri pengalaman dan jln yang dikasih allah apapun yg allah tetapkan buat kita pasti ya terbaik ya 🙌🙏☺ semangat selalu kak buat kita sebagai mahasiswa 😊😊
BalasHapus